RINDU TULISAN

Jemarinya menari lembut
Mengurapi bumi yang telah lama mati suri
Wajahnya pucat tersirat sedu sedan
Airmatanya menggenang
Membanjiri belantara dengan nyanyian kelam
“Aku rindu pada huruf-huruf dan tulisan-tulisan”
Redup cahaya di katub bibirnya menyala
Gelombang pasang di dadanya siap menerjang

“Aku rindu pada nyanyian elang
Melanglang perut buku-buku yang tak bisa kujamah
Menguliti halaman demi halaman, tanpa sisa
Lama sekali, aku menunggu di ujung gerbang petang
Mengharap angin membawa rangkaian huruf dan kata
Membangkitkan bumiku yang mulai sekarat”

Perempuan itu berdiri
Jemarinya menari semakin kuat
Wajah pucatnya berubah merah
Jantungnya berdenyut memompa huruf demi huruf
Paru-parunya bekerja menghirup kata demi kata
Kalimat demi kalimat meluncur bersama keringat
Perempuan itu tersenyum
Dari sela-sela jemarinya mengalir tulisan